plus.google.com
"mawardi a asja"

Struktur Penelitian Ilmiah: Justifikasi Masalah (Latar Belakang), Perumusan Masalah Dan Tujuan Penelitian

Saturday, March 23, 2013 0 comments


PENGANTAR

Penelitian berdasarkan tujuan dikelompokkan menjadi dua, yaitu penelitian dasar dan terapan.  Prinsip yang membedakan kedua jenis penelitian adalah penggunaan (aplikasi) hasil yang diperoleh, penelitian dasar cenderung bersifat mengembangkan/ mengoreksi/ melengkapi teori yang telah ada, sementara penelitian terapan adalah penelitian yang langsung dapat diaplikasikan (praktis).  Suatu penelitian dapat memadukan kedua jenis penelitian ini, apabila peneliti melakukan pengukuran-pengukuran pada parameter fundamental untuk kemudian dimaknai dan dapat langsung di transformasikan kedalam bentuk praktis.  Hal ini sehingga kualitas hasil penelitian biasanya diukur pada sejauhmana hasil penelitian dapat berdampak pada pengembangan ilmu (penelitian dasar) dan dampak terhadap perkembangan populasi (penelitian terapan).

Dalam konteks penelitian bagi Strata I (S1), khususnya bagi program studi profesi seperti peternakan, tuntutan untuk melakukan pengkajian pada tingkatan dasar tidak begitu disarankan.  Penelitian yang dipilih sebaiknya bersifat praktis yang langsung dapat diaplikasikan ke masyarakat.  Hal ini dimaksudkan untuk:
  1. Mendukung difersifikasi teknologi yang sudah ada agar lebih fleksibel sehingga berdampak pada komutitas masyarakat yang lebih luas;
  2. Pengembangan teknologi yang inovasinya bukan hanya pada teknologi namun juga inovasi bagi masyarakat, sehingga sifatnya memberi nilai tambah;
  3. Mengurangi penggunaan biaya penelitian dengan mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia;
  4. Meningkatkan peran serta mahasiswa dalam pengembangan tenologi yang langsung dapat dirasakan masyarakat dilingkungannya;
  5. Agar mahasiswa nantinya dapat memahami dan meguasai suatu teknologi ataupun model pengembangan sebagai bekal untuk bekerja.
Hal ini sehingga latar belakang, permasalahan dan tujuan penelitian yang dikaji seyogyanya adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelesaikan permasalah dilingkungan masyarakatnya, dengan hasil yang dalam waktu singkat dapat diterapkan dan kemungkinan besar dapat direplikasi pada persoalan yang sama di lingkungan lain.  Suatu hal yang perlu diingat bahwa jangan mengidentikkan teknologi dengan kecanggihan, kualitas teknologi itu ditentukan oleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaanya.  “Hand Tractor (dompeng) merupakan inovasi yang dengan luarbiasa dapat menggantikan sapi dan kerbau sebagai ternak kerja dilahan pertanian, namun teknologi ini juga berhasil dalam menurunkan interaksi antara ternak dan lahan persawahan”.

JUSTIFIKASI MASALAH (Benang Merah)

Konteks populasi adalah sesuatu yang luas dan holistik, sehingga seringkali suatu masalah yang muncul adalah akibat dari faktor kompleks dan saling terkait.  Seringkali ditemukan kesulitan untuk menyelesaikan masalah secara sekaligus, melainkan melalui suatu tahapan yang dilakukan secara bijaksana.  Justifikasi terhadap masalah bermaksud untuk menemukan benang merah suatu persoalan sehingga ujung pangkalnya dapat diuraikan dari kondisi yang kusut.  Sehingga pada tahapa ini, peneliti menemukakan jawaban secara implisit tentang perlunya penelitian ini dilakukan guna menyelesaikan masalah yang diidentifikasi.
Setelah melakukan observasi awal pada objek ditambah penajaman melalui studi kepustakaan, maka akan ditemukan arah kajian yang akan diteliti.  Setelah menemukan arah kajian, kembali kita melihat saran dan prasaran pendukung dalam penelitian, apabila tidak terdapat dukungan atau diprediksi bahwa penelitian tersebut akan menelan biaya yang cukup tinggi, sebaiknya dipertimbangkan kembali. Justifikasi masalah bukan “mencari-cari” masalah atau membuat masalah, kadangkala pada metode penelitian deduktif, peneliti melakukan upaya pencocokan dengan maksud memperluas fleksibilitas penggunaan teknologi, tanpa disadari bahwa yang sedang dilakukan bukan melakukan inovasi melainkan pemaksaan inovasi.  Sebagai contoh: seorang peneliti melakukan pengkajian pada tingkat adopsi teknologi dan evaluasi kinerja Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi di Desa E, padahal masyarakat Desa E umumnya tidak mengandangkan ternak mereka.

Justifikasi masalah kemudian menjadi pembukaan dan disusun sebagai ringkasan dasar permasasalahan dan dampak penelitian yang akan dilakuakan.  Sehingga justifikasi akan meyakinkan bahwa masalah yang dikaji betul merupakan persoalan dan secara efektif akan berdampak apabila ditemukan solusinya.

CONTOH KASUS I: Sebagai analogi pada fenomena ketersediaan pakan, perhatikan gambar kurva ketersediaan pakan berdasarkan musim dibawah ini:


Selama musim hujan antara titik A-B dan C-D, produksi hijauan untuk pekan ternak berada diatas garis kebutuhan, sementara pada musim kemarau, produksi hijauan berada jauh dibawah kebutuhan.  Sekarang, dimana letak masalahnya??  Jika pendekatan dilakukan secara induktif maka kita dapat menyusun sistematika permasalahan sebagai berikut:

1. Masalah Utama (main problem): bagaimana memenuhi kebutuhan hijauan di musim kemarau.  Dari masalah utama ini, muncul beberapa alternatif jalan penyelesaian, misalnya pada 3 jalan beriku:
  • Mengembangkan varietas rumput berkualitas yang beradaptasi pada lingkungan kering;
  • Intriduksi teknologi pengolahan pakan (pengawetan/silase)
  • Introduksi teknologi pengolahan limbah pertanian sebagai pakan ternak


2. Anak masalah (sub-problem): anak masalah ditentukan oleh alternatif penyelesaian apa yang dipilih kemudian diidentifikasi peluang atau daya dukungnya untuk dikembangkan.
  • Mengembangkan varietas rumput berkualitas yang beradaptasi pada lingkungan kering.  Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah teknologi ini sudah ditemukan, atau anda baru akan mengidentifikasi jenis varietas tersebut?  Jika anda memilih jalur penelitian dasar, maka anda akan mencoba melakukan pemuliabiakan rumput berkualitas dengan adaptasi yang baik pada lingkungan kering.  Dapat juga anda memiliki jalan observasi yang sifatnya masih merupakan penelitian dasar, misalnya mengidentifikasi jenis-jenis hijauan yang dapat bertahan pada musim kemarau kemudian anda identifikasi kualitasnya guna dijadikan pakan teranak. Dst.
  • Intriduksi teknologi pengolahan pakan (pengawetan/silase).  Pertanyaan yang muncul kemudian adalah macam teknologi pengawetan apa yang sebaiknya dipilih.  Pilihan ini dilakukan setelah anda mengamati daya dukung yang ada.  Apabila masalah kuncinya terletak pada kendala sumberdaya, maka anda dapat memilih masalah ini untuk diselesaikan.  Namun sebisanya minimalisir aspek yang dikaji dan secara jelas berkaitan langsung dengan tujuan penelitian;
  • Introduksi teknologi pengolahan limbah pertanian sebagai pakan ternak.  Hal pertama yang harus diobservasi adalah apakah di lingkungan peternak adalah lingkungan usaha tani, jika “ya” selanjutnya identifikasi apakah pertanian ada pada sektor perkebunan, palawija atau padi.  Berikutnya tentukan jenis teknologi yang akan anda pilih, lakukan identifikasi kendala-kendala yang dihadapi apabila teknologi tersebut akan diterapkan.



RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah adalah insertion point kedua setelah melakukan proses justifikasi masalah.  Apabila pada justifikasi maslah kita mereduksi faktor-faktor sehingga menjadi lebih jelas faktor utama dan yang relevan yang akan dikaji, maka dalam perumusan masalah ini kita mendudukan persoalan sebagaimana mestinya.

Kembali pada contoh kasus di atas.  Apabila kita ingin melakukan penelitian pada poin (b) maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

Desa XXXX memiliki potensi pengembangan ternak sapi potong yang cukkup tinggi ditinjau dari daya dukung lokasi penaman rumput, luasnya lahan petanian, dan kebiasaan beternak masyarakat yang sudah dilakukan secara turun temurun.  Tetapi tingkat kepemilikan ternak di desa in hanya berkisar 1 – 2 ekor/KK.  Rendahnya tingkat kepemilikan disebabkan kurangnya ketersediaan hijauan pakan ternak (HPT) terutama pada musim kemarau, sehingga peternak hanya memelihara ternak sebatas ketersediaan pakan yang ada.  Salah satu jalan keluar yag dapat diambil untuk membantu masyarakat dalam mengatasi masalah keterbatassan HPT ini adalah melalui aplikasi teknologi pembuatan silase.  Namun untuk menjamim optimalnya penerapan teknologi ini di masyarakat maka terdapat beberapa hal yang perlu diidentifikasi terlebih dahulu, meliputi:
  • Tingkat kepemilikan lahan pertanian yang dimiliki peternak
  • Tingkat kemudahan peternak untuk mengumpulkan hijauan selama musim hujan
  • Type silo yang dianggap paling mudah untuk dibuat dan digunakan
  • Bagaimana mengatasi maslah palatabilitas silase yang biasanya tidak dapat langsung diterima oleh ternak;

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian disusun secara sistematis berdasar urutan rumusan permasalahan.  Tujuan penelitian harus dengan tegas menunjukkan jawaban persoalan penelitian dan bukan menggambarkan dampak secara tidak langsung.  Berdasarkan contoh di atas, maka tujuan penelitian dapat berbunyi:
  • Untuk mengetahui tingkat kepemilikan lahan pertanian peternak
  • Untuk mengetahui tingkat kemudahan peternak untuk mengumpulkan hijauan selama musim hujan
  • Uji coba penggunaan silo sumur dan menara dan menetapkan tipe yang dianggap paling memudahkan peternak
  • Untuk mengatasi maslah palatabilitas silase yang biasanya tidak dapat langsung diterima oleh ternak;


Pembahasan lebih lanjut akan dilakukan dalam pertemuan perkuliahan.



Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

 
Link Terkait : unsulbar | unhas | Peternakan-USB | Johny Template | Mas Templatea
Copyright © 2011. Wawasan Peternakan dan Statistik - All Rights Reserved
Base Template by Creating Website Modify by CG Advance modify by Mwd.Asja
Proudly powered by Blogger