PENGANTAR
Penelitian berdasarkan tujuan dikelompokkan
menjadi dua, yaitu penelitian dasar dan terapan. Prinsip yang membedakan kedua jenis
penelitian adalah penggunaan (aplikasi) hasil yang diperoleh, penelitian dasar
cenderung bersifat mengembangkan/ mengoreksi/ melengkapi teori yang telah ada,
sementara penelitian terapan adalah penelitian yang langsung dapat
diaplikasikan (praktis). Suatu
penelitian dapat memadukan kedua jenis penelitian ini, apabila peneliti
melakukan pengukuran-pengukuran pada parameter fundamental untuk kemudian
dimaknai dan dapat langsung di transformasikan kedalam bentuk praktis. Hal ini sehingga kualitas hasil penelitian
biasanya diukur pada sejauhmana hasil penelitian dapat berdampak pada
pengembangan ilmu (penelitian dasar) dan dampak terhadap perkembangan populasi
(penelitian terapan).
Dalam konteks penelitian bagi
Strata I (S1), khususnya bagi program studi profesi seperti peternakan,
tuntutan untuk melakukan pengkajian pada tingkatan dasar tidak begitu
disarankan. Penelitian yang dipilih
sebaiknya bersifat praktis yang langsung dapat diaplikasikan ke
masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk:
- Mendukung difersifikasi teknologi yang sudah ada agar lebih fleksibel sehingga berdampak pada komutitas masyarakat yang lebih luas;
- Pengembangan teknologi yang inovasinya bukan hanya pada teknologi namun juga inovasi bagi masyarakat, sehingga sifatnya memberi nilai tambah;
- Mengurangi penggunaan biaya penelitian dengan mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia;
- Meningkatkan peran serta mahasiswa dalam pengembangan tenologi yang langsung dapat dirasakan masyarakat dilingkungannya;
- Agar mahasiswa nantinya dapat memahami dan meguasai suatu teknologi ataupun model pengembangan sebagai bekal untuk bekerja.
Hal ini sehingga latar belakang,
permasalahan dan tujuan penelitian yang dikaji seyogyanya adalah penelitian
yang diarahkan untuk menyelesaikan permasalah dilingkungan masyarakatnya,
dengan hasil yang dalam waktu singkat dapat diterapkan dan kemungkinan besar
dapat direplikasi pada persoalan yang sama di lingkungan lain. Suatu hal yang perlu diingat bahwa jangan
mengidentikkan teknologi dengan kecanggihan, kualitas teknologi itu
ditentukan oleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaanya. “Hand Tractor (dompeng) merupakan inovasi
yang dengan luarbiasa dapat menggantikan sapi dan kerbau sebagai ternak kerja
dilahan pertanian, namun teknologi ini juga berhasil dalam menurunkan interaksi
antara ternak dan lahan persawahan”.
JUSTIFIKASI MASALAH (Benang Merah)
Konteks populasi adalah sesuatu
yang luas dan holistik, sehingga seringkali suatu masalah yang muncul adalah akibat
dari faktor kompleks dan saling terkait.
Seringkali ditemukan kesulitan untuk menyelesaikan masalah secara
sekaligus, melainkan melalui suatu tahapan yang dilakukan secara bijaksana. Justifikasi terhadap masalah bermaksud untuk
menemukan benang merah suatu persoalan sehingga ujung pangkalnya dapat diuraikan
dari kondisi yang kusut. Sehingga pada
tahapa ini, peneliti menemukakan jawaban secara implisit tentang perlunya penelitian
ini dilakukan guna menyelesaikan masalah yang diidentifikasi.
Setelah melakukan observasi awal
pada objek ditambah penajaman melalui studi kepustakaan, maka akan ditemukan
arah kajian yang akan diteliti. Setelah
menemukan arah kajian, kembali kita melihat saran dan prasaran pendukung dalam
penelitian, apabila tidak terdapat dukungan atau diprediksi bahwa penelitian
tersebut akan menelan biaya yang cukup tinggi, sebaiknya dipertimbangkan kembali.
Justifikasi masalah bukan “mencari-cari” masalah atau membuat masalah,
kadangkala pada metode penelitian deduktif, peneliti melakukan upaya pencocokan
dengan maksud memperluas fleksibilitas penggunaan teknologi, tanpa disadari
bahwa yang sedang dilakukan bukan melakukan inovasi melainkan pemaksaan
inovasi. Sebagai contoh: seorang
peneliti melakukan pengkajian pada tingkat adopsi teknologi dan evaluasi
kinerja Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi di Desa E, padahal masyarakat
Desa E umumnya tidak mengandangkan ternak mereka.
Justifikasi masalah kemudian
menjadi pembukaan dan disusun sebagai ringkasan dasar permasasalahan dan dampak
penelitian yang akan dilakuakan. Sehingga
justifikasi akan meyakinkan bahwa masalah yang dikaji betul merupakan persoalan
dan secara efektif akan berdampak apabila ditemukan solusinya.
Selama musim hujan antara titik
A-B dan C-D, produksi hijauan untuk pekan ternak berada diatas garis kebutuhan,
sementara pada musim kemarau, produksi hijauan berada jauh dibawah
kebutuhan. Sekarang, dimana letak masalahnya?? Jika pendekatan dilakukan secara induktif
maka kita dapat menyusun sistematika permasalahan sebagai berikut:
1. Masalah Utama (main
problem): bagaimana memenuhi kebutuhan hijauan di musim kemarau. Dari masalah utama ini, muncul beberapa
alternatif jalan penyelesaian, misalnya pada 3 jalan beriku:
- Mengembangkan varietas rumput berkualitas yang beradaptasi pada lingkungan kering;
- Intriduksi teknologi pengolahan pakan (pengawetan/silase)
- Introduksi teknologi pengolahan limbah pertanian sebagai pakan ternak
2. Anak masalah (sub-problem):
anak masalah ditentukan oleh alternatif penyelesaian apa yang dipilih kemudian
diidentifikasi peluang atau daya dukungnya untuk dikembangkan.
- Mengembangkan varietas rumput berkualitas yang beradaptasi pada lingkungan kering. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah teknologi ini sudah ditemukan, atau anda baru akan mengidentifikasi jenis varietas tersebut? Jika anda memilih jalur penelitian dasar, maka anda akan mencoba melakukan pemuliabiakan rumput berkualitas dengan adaptasi yang baik pada lingkungan kering. Dapat juga anda memiliki jalan observasi yang sifatnya masih merupakan penelitian dasar, misalnya mengidentifikasi jenis-jenis hijauan yang dapat bertahan pada musim kemarau kemudian anda identifikasi kualitasnya guna dijadikan pakan teranak. Dst.
- Intriduksi teknologi pengolahan pakan (pengawetan/silase). Pertanyaan yang muncul kemudian adalah macam teknologi pengawetan apa yang sebaiknya dipilih. Pilihan ini dilakukan setelah anda mengamati daya dukung yang ada. Apabila masalah kuncinya terletak pada kendala sumberdaya, maka anda dapat memilih masalah ini untuk diselesaikan. Namun sebisanya minimalisir aspek yang dikaji dan secara jelas berkaitan langsung dengan tujuan penelitian;
- Introduksi teknologi pengolahan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Hal pertama yang harus diobservasi adalah apakah di lingkungan peternak adalah lingkungan usaha tani, jika “ya” selanjutnya identifikasi apakah pertanian ada pada sektor perkebunan, palawija atau padi. Berikutnya tentukan jenis teknologi yang akan anda pilih, lakukan identifikasi kendala-kendala yang dihadapi apabila teknologi tersebut akan diterapkan.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah adalah insertion point kedua setelah melakukan
proses justifikasi masalah. Apabila pada
justifikasi maslah kita mereduksi faktor-faktor sehingga menjadi lebih jelas
faktor utama dan yang relevan yang akan dikaji, maka dalam perumusan masalah
ini kita mendudukan persoalan sebagaimana mestinya.
Kembali pada contoh kasus di
atas. Apabila kita ingin melakukan penelitian
pada poin (b) maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Desa XXXX memiliki potensi pengembangan ternak sapi potong yang cukkup
tinggi ditinjau dari daya dukung lokasi penaman rumput, luasnya lahan petanian,
dan kebiasaan beternak masyarakat yang sudah dilakukan secara turun
temurun. Tetapi tingkat kepemilikan
ternak di desa in hanya berkisar 1 – 2 ekor/KK.
Rendahnya tingkat kepemilikan disebabkan kurangnya ketersediaan hijauan pakan
ternak (HPT) terutama pada musim kemarau, sehingga peternak hanya memelihara
ternak sebatas ketersediaan pakan yang ada.
Salah satu jalan keluar yag dapat diambil untuk membantu masyarakat
dalam mengatasi masalah keterbatassan HPT ini adalah melalui aplikasi teknologi
pembuatan silase. Namun untuk menjamim optimalnya
penerapan teknologi ini di masyarakat maka terdapat beberapa hal yang perlu
diidentifikasi terlebih dahulu, meliputi:
- Tingkat kepemilikan lahan pertanian yang dimiliki peternak
- Tingkat kemudahan peternak untuk mengumpulkan hijauan selama musim hujan
- Type silo yang dianggap paling mudah untuk dibuat dan digunakan
- Bagaimana mengatasi maslah palatabilitas silase yang biasanya tidak dapat langsung diterima oleh ternak;
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian disusun secara
sistematis berdasar urutan rumusan permasalahan. Tujuan penelitian harus dengan tegas
menunjukkan jawaban persoalan penelitian dan bukan menggambarkan dampak secara
tidak langsung. Berdasarkan contoh di
atas, maka tujuan penelitian dapat berbunyi:
- Untuk mengetahui tingkat kepemilikan lahan pertanian peternak
- Untuk mengetahui tingkat kemudahan peternak untuk mengumpulkan hijauan selama musim hujan
- Uji coba penggunaan silo sumur dan menara dan menetapkan tipe yang dianggap paling memudahkan peternak
- Untuk mengatasi maslah palatabilitas silase yang biasanya tidak dapat langsung diterima oleh ternak;
Pembahasan lebih lanjut akan dilakukan dalam
pertemuan perkuliahan.