STUDI PENERAPAN
SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK DI LAHAN KERING DALAM PENINGKATAN POPULASI SAPI
POTONG
Zulkharnaim1, Mawardi A. Asja1, Jasmal A Syamsu2
1Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Sulawesi
Barat 2Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
ABSTRACT
The increasing demand for animal protein to be problematic in the field of animal farm, an effort were made to meet these needs by
raising beef cattle population based on the integration rearing system of dry
land. Farmers in the district Jeneponto increase the population of beef cattle
with a system of integration of crops and plantation crops. Based on studies
conducted on the system of crop-livestock integration was carried out by the
farmers, show an increasing of beef cattle population was done by 1) the
provision of feed mostly in the integration system of plantation (61.4%), 2)
improvement of animal mating systems with the intensification of natural mating
in the integration of tree crops (56.4%) and 3) systems for livestock grazing
with cattle graze during the day and night grounded on the integration of tree
crops (54.8%). The system of integration of many crops is done by utilizing
waste corn straw by increasing the efficiency of land use ranged mostly from
0.5 - 1 ha of its range.
Key words: cattle-crop integrastion, population enhance,
cattle.
ABSTRAK
Semakin meningkatnya kebutuhan
akan protein hewani menjadi masalah tersendiri dibidang peternakan, salah satu
usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan meningkatkan
populasi sapi potong berbasis sistem integrasi pada lahan kering. Peternak di
Kabupaten Jeneponto meningkatkan populasi sapi potong dengan sistem integrasi
tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Berdasarkan kajian yang dilakukan pada
sistem integrasi tanaman-ternak yang dilakukan oleh peternak, menunjukkan
pencapaian peningkatan populasi sapi potong dilakukan dengan 1) penyediaan
pakan sebagian besar dilakukan pada sistem integrasi tanaman perkebunan
(61,4%), 2) perbaikan sistem perkawinan ternak dengan intensifikasi kawin alam
pada integrasi tanaman perkebunan (56,4%) dan 3) sistem pemeliharaan ternak
dengan menggembalakan ternak pada siang hari dan malam dikandangkan pada
integrasi tanaman perkebunan (54,8%). Sistem integrasi tanaman perkebunan
banyak dilakukan dengan memanfaatkan limbah jerami jagung dengan meningkatkan
efisiensi pemanfaatan lahan yang sebagian besar luasannya berkisar 0,5-1 ha.
Kata kunci : Integrasi tanaman-ternak, peningkatan populasi,
sapi potong.