plus.google.com
"mawardi a asja"

NTP Peternak (NTPP) Sulsel Rendah, Rekomendasi Sudut Pandang Pengukuran

Thursday, August 14, 2014 1 comments

Pengantar

Nilai tukar petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (IT) dengan Indeks harga yang dibayar petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. Secara konsep NTP menyatakan tingkat kemampuan tukar atas barang-barang (produk) yang dihasilkan petani di pedesaan terhadap barang/jasa yang dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam proses produksi pertanian.  Ada tiga kategori NTP, yaitu: 1) Nilai NTP > 100, berarti petani mengalami surplus, dimana harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya atau pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya; 2) NTP = 100, berarti petani mengalami impas, kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi atau pendapatan petani sama dengan pengeluarannya; dan 3) NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.  Khususnya pada Sub-sektor peternakan maka cakupan penilaian NTPP ini meliputi atau mengakumulasi semua komoditas (ternak besar, kecil dan unggas).

Khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan, Nilai NTP Peternak (NTPP) mengalami fluktuasi sepanjang tahun.  Rata-rata NTP tahun 2010 = 98,02; (rata-rata nasional= 104,10) tahun 2011 = 97,57 (rata-rata nasional= 101,02); tahun 2012= 97,11) (rata-rata nasional= 101,33).  Secara nasional, “usaha peternakan atau beternak” yang digeluti petani atau peternak sudah mengalami keuntungan, sementara berdasarkan nilai NTPPP dari data provinsi terlihat usaha yang dilakukan peternak mengalami defisit.  Benarkah demikian? Apakah betul bahwa usaha peternakan (secara general) di Sulawesi Selatan mengalami defisit? Beternak sapi potong, kambing, ayam petelur dan menjadi mitra usaha ayam potong ternyata tidak memberikan hasil yang memadai untuk penghidupan sehari-hari peternak di pedesaan?  Hal inilah yang ingin kami uraikan pada kesempatan penullisan kali ini.

Kajian terhadap keadaan ini tentu memerlukan pendekaan secara komprehensif yang tidak akan cukkup terurai dalam tulisak blog ini.  Namun setidaknya ada beberapa gambaran yang dapat dijadikan sebagai landasan berfikir tentang sejauh mana pendapatan dan parameter pengukuran pendapatan yang sebaiknya dilakukan dalam sub-sektor peternakan.

Mengurai Data Statistik Produksi Daging Ayam Pedaging Provinsi Sulawesi Selatan

Populasi dan produksi daging ternak unggas ayam pedaging dalam provinsi tahun 2008 – 2012 adalah sebagai berikut:
Uraian
Tahun
Rata-rata/thn
2008
2009
2010
2011
2012
Populasi (ekor)
14.575.840
16.371.380
17.928.549
18.497.399
21.791.654
17.832.964
Produksi Daging (Kg)
9.728.406
10.709.824
10.692.339
11.594.378
11.072.667
10.759.523
Sumber: Statistik Dinas PHK-Prov. Sulawesi Selatan, 2013.

Sebelum melakukan interpretasi terhadap data tersebut, pertama-tama kita menetapkan asumsi perhitungan populasi yang digunakan sebagai dasar perhitungan populasi dalam table di atas:

Asumsi PERTAMA, bahwa populasi adalah hasil penjumlahan populasi sepanjang tahun (12 bulan),  Asumsi KEDUA, bahwa populasi merupakan data keadaan terakhir, apabila populasi maka merupakan data standing populasi (current population) yang dihitung pada akhir tahun (atau populasi saat pendataan (sampling data statistik) terakhir dilakukan).
Keadaan populasi ayam pedaging dengan mengacu pada Asumsi PERTAMA adalah bahwa rata-rata populasi ayam pedaging dalam provinsi sebesar 1.486.080 ekor/bulan, dengan produksi daging yang bersumber dari ternak ayam pedaging rata-rata 896.627 Kg/bulan.  Keadaan ini dapat diartikan bahwa produktifitas ayam pedaging dalam provinsi amat sangat rendah, dimana produktifitas ternak ayam pedaging rata-rata baru mencapai angka 0,61 Kg/ekor.

Apabila kita mengacu pada Asumsi KEDUA.  Diketahu bahwa, umur ayam pedaging saat ini rata-rata hanya 30–35 hari, bahkan sudah ada yang panen pad usia pemeliharaan 28 hari.  Apabila mengacu pada angka rata-rata 17.832.964 ekor/tahun, berarti, dalam setahun populasi ternak ayam pedaging mencapai rata-rata 185.972.343 ekor.  Jika kita menjadikan nilai produktifitas di atas menjadi faktor pengali produksi maka semestinnya produksi daging ayam pedaging setiap tahun rata-rata 113.551.952,78Kg.

Produktifitas ayam pedaging senilai 0,61Kg/ekor merupakan hal yang sangat kami ragukan.  Beberapa keterangan yang kami peroleh melalui diskusi dengan beberapa rekan yang menjadi petugas teknis pada perusahaan kemitraan (TS), menyatakan bahwa berat potong ayam pada saat dijual dapat dikelompokkan kedalam 1,6 Kg, 1,8 – 2 Kg, dan >2 Kg.  Lebih lanjut dinyatakan bahwa penjualan dengan kisaran bobot 1,6 hingga 1,8 adalah yang paling umum digunakan, sementara untuk bobot lebih dari 2 Kg (>2 Kg) biasanya dilakukan pada momen tertentu, misalnya untuk pemasaran menjelang hari raya, itupun dilakukan jika dianggap perlu.  Pengecualian untuk pasar Makassar, semua kategori bobot mempunyai pangsa pasar.  Perkiraan secara kasar proporsi kategori bobot jual yaitu 1,6kg = 25%; 1,8 – 2 Kg = 70%; dan >2Kg = 5%.  Berdasarkan ASUMSI I, jika kita menggunakan standar kategori bobot jual dan proporsi kasar penjualan di atas, maka semestinya produksi daging dari ternak ayam pedaging ada pada kisaran 31.386.017 ± 4.728.059 Kg/tahun, bukan 10.759.523 Kg/tahun.

Apabila capaian produksi daging yang tercatat dalam buku statistik rendah akibat kematian yang berdampak pada penurunan populasi atau tingkat kesakitan (morbiditas) yang berdampak pada turunnya produktifitas, sepertinya kurang beralasan.  Berkat kemajuan teknologi di bidang perunggasan, khususnya ayam pedaging yang sebagian besar telah dikelola secara komersial melalui kegiatan kemitraan, angka kematian yang terjadi hanya ada pada kisaran 4 – 5%, itupun terutama pada saat umur pemeliharaan dibawah 2 minggu.  Dalam buku statistik sendiri juga tercatat untuk tahun 2012 total kematian unggas (semua jenis unggas) berdasarkan total laporan dari SKPD-SKPD Kab/Kota hanya sebanyak 109.654 ekor (penyebab: AI=24,7%; HC=4.3% dan ND=71.0%).  Apabila dugaan dituduhkan pada kejadian wabah penyakit, misalnya AI, itupun hanya terjadi pada beberapa titik dan tidak mengenai seluruh wilayah provinsi Sulawesi Selatan, dan penyakit ND untuk saat ini sudah sangat langka ditemukan pada ternak ayam pedaging, melainkan pada ayam kampong (ayam buras) dan ternak itik.  Penanggunalangan dan pengendalian AI dalam daerah telah cukup berhasil dalam tiga tahun terakhir.  Dengan keadaan data yang sedemikain maka tidak diragukan bahwa dalam penilaian kontribusi sub-sektor peternakan terhadap PAD daerah akan menjadi sangat rendah, demikian pula dalam penilaia PDRB Provinsi.

Perlunya diversifikasi kelas sumber pendapatan berdasarkan komoditas Ternak

Dibersifikasi kelas sumber pendapatan juga perlu untuk menjadi perhatian.  Keadaan saat ini adalah NTPP adalah hasil akumulasi Indeks Bayar (IB) dan Indeks terima (IT) peternak dari semua jenis komoditi yang ada.  Sebagai contoh: nilai pendapatan peternak kambing akan di rata-ratakan bersama dengan pendapatan peternak ayam pedaging atau ayam petelur.  Sementara gambaran sesungguhnya dapat diurai sebagaimana berikut.

Peternak Kambing.  Kambing melahirkan setidaknya tiga kali dalam dua tahun dengan jumlah anak 1 – 3 ekor/kelahiran.  Kapan mereka memperoleh hasil dari usaha ternak kambing mereka? Umumhya pada saat anak kambing hasil kelahiran sudah mulai berproduksi (masuk masa produktif), khususnya ternak jantan misalnya akan dijual apabila sudah memenuhi syarat sebagai hewan qurban, sementarra ternak betina akan umumnya dijual apabila sudah memasuki masa majir.  Keadaan umum peternak kambing dalam daerah antara lain: rata-rata memelihara ternak dalam skala kecil, 3 – 5 ekor dengan 1 ekor pejantan), kelahiran anak jantan sangat diharapkan karena setidaknya 6 bulan kemudian ternak sudah dapat dijual.  Artinya disetiap tahunnya dalam kurun waktu setidaknya lima tahun (selama masa produktif induk), peternak tersebut hanya akan menjual ternak jantan sebanyak 3 – 4 ekor, atau Rp. 2,4 – 3,2 jt/tahun, atau Rp. 200 – 266 ribu/bulan. Peternak Ayam pedaging, misalnya dengan 5 kali ceck in dalam setahun untuk ternak sebanyak 2000 ekor populasi, keuntungan rata-rata yang diperoleh per periode sebesar Rp.7 juta, berarti dalam setahun peternak memperoleh keuntungan sebesar Rp. 35jt atau sekitar Rp.2,9jt/bulan. Peternak Ayam Petelur, misalnya memelihara 1000 ekor, rata-rata produksi harian 75% (persentase minimum), dengan harga telur Rp.700/butir, selama setahun peternak memperoleh pendapatan sebesar Rp.191jt/tahun atau sekitar Rp.15jt/bulan.

Saran dan Rekomendasi

  1. 1.   Alangkah baiknya, apabila metode sampling dan perhitungan populasi dan produksi yang dilakukan oleh pihak BPS dikembangkan sehingga memberikan memberikan gambaran hasil mendekati keadaan yang sesungguhnya.  Perbedaan antara Peternak dan Beternak perlu diperhatikan, belum lagi perilaku usaha “beternak” atau umumnya hanya sebagai usaha sambilan pada komoditi ternak kecil dan besar, dan usaha pengolahan hasil.
  2. Perlunya diversifikasi kelas sumber pendapatan berdasarkan komoditas.  Nomenklatur peternak memiliki makna yang sangat luas dan sangat komprehensif, sehingga tidak akan menggambarkan kondisi yang sesuanggunya.  Kami sangat mengharapkan dalam penyajian data NTPP khususnya Provinsi Sulawesi Selatan, minimal membedakan berdasarkan ukuran ternak (Ternak Besar, Kecil, Ternak Unggas dan Hasil Ternak).


Semoga Bermanfaat, saran dan kritikan sangat kami harapkan.
Share this article :
Comments
1 Comments

+ comments + 1 comments

March 12, 2021 at 7:25 AM

Bandar Judi Slot Aztec Online Deposit 24 Jam | Bvgaming

Bvgaming Selaku Bandar Judi Slot Aztec Online Sediakan metode deposit & withdraw Yang Cukup Lengkap. Anda Bisa Bermain Bermain Online Slot Aztec menggunakan Berbagai jenis rekening bank yang ada di Indonesia. Bermain Slot Aztec Via e-Money Linkaja, Ovo, Gopay, Dana, Sakuku, Jenius Dan Via Pulsa Telkomsel, Xl & Axis.

Promo Spesial Bermain Slot Aztec Online | Bvgaming :
• Promo Bonus Deposit Pertama 15%
• Promo Bonus Rollingan Mingguan 1%
• Promo Bonus Referral s/d 12% Seumur Hidup

Pendaftaran & Info Selengkapnya Mengenai Bermain Slot Aztec Online Bvgaming, Hubungi:
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995

Link Resmi Bermain Slot Aztec Online | Bvgaming : https://bit.ly/regisbvgaming

Website Alternatif Bermain Slot Aztec Online | BVGAMING :
» https://bit.ly/3cov4Vd
» https://bit.ly/3bBv19y
» https://bit.ly/3bBv2dC

Post a Comment

 
Link Terkait : unsulbar | unhas | Peternakan-USB | Johny Template | Mas Templatea
Copyright © 2011. Wawasan Peternakan dan Statistik - All Rights Reserved
Base Template by Creating Website Modify by CG Advance modify by Mwd.Asja
Proudly powered by Blogger