plus.google.com
"mawardi a asja"

POTENSI KAMBING PE BELUM DILIRIK

Saturday, September 28, 2013 1 comments

Susu merupakan bahan pangan asal hewani yang saat ini semakin luas diterima dan dikonsumsi pada semua lapisan masyarakat dan umur.  Diversivikasi produk olahan yang semakin beragam baik untuk konsumsi, obat-obatan, dan kosmetik mendorong pengusaha sektor hulu untuk meningkatkan produk susu segar berkualitas.  Berbagai program pemerintahpun senantiasa mendukung , restrukturisasi persusuan misalnya, bantuan-bantuan sapi perah baik pada daerah sentra pengembangan ternak perah maupun di daerah-daerah introduksi.  Saat ini Indonesia barumampu memenuhi 20% kebutuhan susu dalam negri, sehingga importasi tidak mungkin dielakkan.

Trend baru yang muncul dalam diversifikasi produk olahan susu adalah penggunaan susu sebagai bahan utama atau suplemen kosmetik dan bahkan menjadi minuman kesehatan.  Tren ini khususnya terjadi pada konsumen susu kambing.  Beberapa sumber menyebutkan bahwa susu kambing memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, contoh untuk mengurangi gejala asma, TBC, tivoid, menambah stamina dan lain sebagainya (lebih lengkap silahkan baca disini).  Penelitian yang telah meluas pada manfaat susu kambing ditambah penyebaran informasi yang sangat cepat, menyebabkan meningkatnya jumlah peternak kambing perah dan pertumbuhan populasi kambing peranakan ettawa (PE) terutama di daerah Jawa.  Bahkan kambing PE pada tahun ini sudah dijadikan sebagai rumpun ternak kambing nasional dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 695/Kpts/PD.410/2/2013. 

Seberapa besar potensi kambing PE dalam menghasilkan susu segar? Sebagai keturunan bangsa ternak perah, maka secara fisiologi ternak tersebut memiliki siklus reproduksi yang mendukung dalam hal produktifitas susu, seperti tingkat kebuntingannya tinggi, anestrus postpartum pendek, masa laktasi yang panjang, dan lain-lain sebagainya.  Seekor kambing PE yang sudah produktif mampu menghasilkan hingga 1 hingga 2 liter susu segar/hari.  Apabila rata-rata masa laktasi induk selama 168 hari, dengan harga rata-rata susu segar Rp. 3000/l, berarti seorang peternak memiliki potensi memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp. 288.000,-/bulan/ekor selama ternak memproduksi susu.  Itu kalau mengacu pada harga susu sapi perah, tapi harga susu kambing PE eceran bukan Rp. 3000/liter, tapi antara Rp. 25.000 hingga Rp. 30.000/ liter seperti yang dikemukakan oleh Asep Mulyana Ketua Asosiasi Peternak Kambing Peranakan Etawa Nasional (Aspenas) (Kompas) atau sekitar Rp. 12.000 (Yogyakarta), yang berarti peternak berpeluang memperoleh pendapatan hingga Rp. 1.152.000/bulan/ekor.  Tidak heran, jika Malaysia (Negara tetangga yang lihai melihat potensi) tidak sungkan-sungkan untuk menawarkan harga puluhan juta rupiah untuk seekor pejantan PE juara sayembara seperti yang terjadi di Jawa tengah untuk dibudidyakan disana, dan saat ini populasi kambing PE di Malaysia sudah mencapai angka 5000 ekor lebih (baca).

Sekarang, mari kita persempit pembahasan kita pada lingkungan sekitar, kehidupan pedesaan di wilayah Provinsi Sulawesi Barat maupun Provisni Sulawesi Selatan.  Kambing PE dikenal oleh masyarakat mandar sebagai kambing Donggala, dikenal dengan perawakan tubuh yang tinggi dan bulu surai yang lebat pada bagian paha.  Suatu hal yang sangat disayangkan bahwa kambing ini selama ini hanya menjadi komoditas ternak potong dan dipelihara hanya menjadi ternak tabungan bagi masyarakat kecil.  Padalah potenis susu kambing ini sangat besar dan berpeluang untuk dikembangkan. Diatas kita belum menyinggung bagaimana potensi pemanfata limbah kandang (fese dan urin) yang saat ini sedang giat-giatnya diolah menjadi pupuk organic dalam bentuk padat maupun cair.  Provinsi Sulawesi Barat memiliki populasi kambing 216.520 ekor dan Sulawesi Selatan 539.900 ekor (Dirjenak,releas 2012).  Jika Sulbar terkenal dengan Kambing Majene (Kambing Donggala) atau Kambing PE nya yang tinggi dan di Sulsel ada Kabupaten Enrekang yang kambingnya didominasi oleh kambing PE, maka mengapa tidak kambing perah Sul-Sel-Bar di dorong pengembangan teknologi persusuannya.

Perencanaan yang matang, sistematis dan konsisten memang sangat diperlukan untuk menginisiasi hal ini.  Catata pertama yang perlu dingat adalah bahwa mindset peternak kambing adalah peternak kambing potong (bukan peternak kambing perah), yang berarti bahwa pola dan system pemelliharaan kambing harus dirubah terlebih dahulu.  Beberapa kelompok mahasiswa dari Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas SulawesiBarat bersama dengan beberapa orang dosen pendamping saat ini sedang melakukan upaya terobosan untuk melakukan upaya sosialisasi potensialisasi kambing PE di salah satu desa di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) dalam bentuk program kreativitas mahasiswa.  Agenda utamanya adalah bagaimana agar masyarakat mampu untuk menyediakan pakan bagi kambing mereka sesuai dengan kebutuhan masa produksi ternak.  Selama ini peternak tidak memperhatikan bahwa kebutuhan nutrisi baik kuantitas maupun kualitas ternak bergantung pada siklus reproduksinya, sehingga ternak bunting, postpartum, laktasi atau kering tetap saja diberi pakan sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan peternak.

Kita tentu sangat berharap agar pemerintah nantinya berupaya untuk melakukan inisiatif guna pembangungan persusuan kambing PE di Sul-Sel-Bar.  Civitas akademika juga sebaiknya ikut berkonstribusi bersama dengan elemen masyarakat baik dalam kegiatan pengabdian maupun penelitian untuk memberikan dukungannya.  Saya sangat yakin bahwa masyarakat peternak sudah perhan mendengar tentang potensi ini, namun inisiator dan pendampingan tentu menjadi tanggungjawab bagi insane ilmuan dan pemerintah.

Semoga Bermanfaat
Mawardi A. Asja
By: Mawardi A Asja
Share this article :
Comments
1 Comments

+ comments + 1 comments

October 2, 2013 at 6:05 AM

semoga bermanffat

Post a Comment

 
Link Terkait : unsulbar | unhas | Peternakan-USB | Johny Template | Mas Templatea
Copyright © 2011. Wawasan Peternakan dan Statistik - All Rights Reserved
Base Template by Creating Website Modify by CG Advance modify by Mwd.Asja
Proudly powered by Blogger